Fayalet, baru saja meluncurkan music video pertamanya, “GRRLWANI”, sebuah manifesto gerakan wanita Indonesia yang menentang hegemoni kekuasaan. Sebuah alur cerita non-fiksi karya Fayalet, mengangkat isu sosial-politik mengenai tersingkirnya Gerakan Perempuan Indonesia akibat maskulinitas rezim ‘Orde Baru’ dan dampaknya yang berkelanjutan hingga saat ini.
Bila kita melihat kebelakang, keikutsertaan secara aktif kaum wanita dalam perpolitikan dan perlawanan terhadap kekuatan kolonial telah menonjol sejak abad ke-19. Hal itu ditandai dengan semakin banyaknya gerakan-gerakan perlawanan yang dipimpin oleh tokoh-tokoh wanita seperti, Christina Martha Tiahahu dari Maluku pada tahun 1817-1819; Nyi Ageng Serang dari Jawa Tengah pada sekitar pertengahan abd XIX; Cut Nyak Dien dan Cut Meutia di dalam perang Aceh tahun 1873-1904; dan juga RA Kartini tahun 1879-1904; Dewi Sartika 1884-1947; Maria Walenda Maramis tahun 1872-1924; Nyi Ahman Dahlan tahun 1872-1936; dan Rasuna Said 1901-1965. (Fauzi, 1993: 100). Namun karena arsip Belanda yang umumnya mencerminkan maskulinitas, maka sepak terjang para tokoh perempuan pada masa itu tidak banyak diketahui. Oleh sebab itu, banyak masyarakat kita melihat perempuan masa lalu tidak lebih dari kanca wingking yang bertugas masak (memasak), macak (merias diri), dan manak (melahirkan) (Carey, 2018: xii).
Disutradarai oleh Dede Wirahadi “GRRLWANI” adalah single pertama Fayalet yang menawarkan tema sarkastik dan sosial-politik dengan sentuhan komedi gelap. Music video ini menampilkan gaya surealis dengan sentuhan absurditas. Music video ini mengajak kita untuk melihat kembali perihal sejarah panjang Indonesia dari mulai kemerdekaan.
Bila kita melihat dari beberapa detail music video ada part menampilkan sebuah kertas bertuliskan “Tarian Harum Bunga” Sebuah propaganda sistematis untuk memutarbalikkan fakta di balik peristiwa 1965. “Tarian Harum Bunga” begitu melekat dengan Gerwani ( Gerakan Wanita Indonesia) pada masa itu. Propaganda yang sistematis membuat Gerwani menjadi kambing hitam dari tragedi tewasnya tujuh perwira tinggi militer Indonesia.
Gerwani sesungguhnya merupakan organisasi independen yang menaruh perhatian pada persoalan nasionalisme, feminisme, dan sosialisme, termasuk hak-hak buruh. Setelah Gerakan 30 September 1965 yang mengakibatkan tujuh perwira tinggi militer Indonesia tewas terbunuh, Gerwani dilarang dan anggota-anggotanya diburu. Gerwani, di era Soeharto, selanjutnya kerap disebut sebagai contoh organisasi pengganggu yang bertindak amoral. Dalam IPT 1965, Indonesia duduk sebagai terdakwa. Negara dituduh melakukan pembunuhan, perbudakan, penahanan, penghilangan paksa orang-orang, dan penganiayaan melalui propaganda.
Kembali pada Proses pembuatan music video “GRRLWANI”. Semua dilakukan dengan gaya gerilya cinema, menggunakan sumber daya minimal dan lokasi yang tidak konvensional. Fayalet dan timnya melakukan pengambilan gambar di berbagai detail lokasi, termasuk hutan, sawah, dan gang. Music video “GRRLWANI” bukan hanya sebuah music video , tapi juga sebuah perjalanan Panjang perihal sejarah kelam yang di kesampingkan. Fayalet Kembali merawat ingat. Hormat.
Tonton music video “GRRLWANI” di YouTube sekarang juga!